Wednesday, March 22, 2017

Jababeka - Jatinangor (part 1)

Hai! 😊
Udah lama banget aku nggak posting sesuatu. Bukan bermaksud geer, tapi mungkin bagi kalian yang dulu suka baca blog-ku, pasti terakhir kali ngeliat ceritaku pas SMA. Itu juga nggak sepenuhnya selesai lagi, wkwkwk 😅
Sekadar info, saat ini aku udah lulus SMA dan berkuliah di Universitas Padjadjaran jurusan Pendidikan Dokter Gigi, angkatan 2015. Terlalu banyak hal-hal yang terjadi sampai aku nggak bisa ceritain satu-satu 😁

Nah, di sini aku mau cerita tentang pulang-pergi yang aku jalani selama kuliah. Siapa tahu, yang tinggal sama-sama di Cikarang (terutama Jababeka) dan kuliah di Unpad bisa dapat pencerahan harus naik apa 😉

Pertama, yang wajib kalian tahu, Unpad itu kampus besarnya bukan di Bandung, tapi di Jatinangor (Kab. Sumedang). Lho, terus, yang di Bandung itu Unpad apa?
Unpad itu memang kampusnya banyak, jadi harap maklum, hehehe. Kampus yang biasa dilihat orang di Bandung itu awalnya adalah kampus untuk S-1 Fakultas Ekonomi Bisnis dan Fakultas Hukum. Di dekat gedung itu juga ada kampus Magister FEB. Daerah ini biasa dikenal dengan 'Unpad Dipati Ukur' karena terletak di Jl. Dipati Ukur, Bandung. Mahasiswa Unpad menyingkatnya jadi Unpad DU.
Sisa S-1 fakultas lainnya berkampus di Unpad Jatinangor (atau Unpad Nangor).

Lalu, setelah angkatan 2016 masuk, seluruh mahasiswa S-1 dipindahkan ke kampus Unpad Nangor (termasuk mahasiswa S-1 FEB dan FH). Karena kampus Unpad DU sedengarku bakal dipakai hanya untuk magister.

Sebenarnya ada kampus lain nggak sih selain DU dan Nangor? Ada kok, salah satunya yang kutahu adalah Unpad Dago Atas, kampusnya mahasiswa D3 FISIP. Dan ada beberapa kampus Unpad lainnya, cuma aku nggak hafal di mana aja, hehehe 😁

Nah oke. Back to kendaraan.
Rute pergi dari Jababeka ke Jatinangor.

--1--

Menuju 'Pool Primajasa Jababeka' di seberang Metro Hotel. Kalau dari rumahku, jaraknya kurang lebih 4,5 Km. Karena di Jababeka minim kendaraan umum, ini kendaraan yang bisa dipakai untuk ke pool:
  • Ojeg biasa (Rp 18-20 ribu)
  • Gojek tanpa Go-Pay (Rp 12-13 ribu)
  • Gojek dengan Go-Pay (Rp 6-7 ribu)
  • Grab Car (Rp 15-16 ribu)
  • Grab Bike (Rp 9-10 ribu)
  • Diantar orang tua (gratis, hehehe)
Jujur biasanya aku lebih sering diantar. Karena Mama suka nggak enak kalau nggak lihat aku sampai detik terakhir balik (kan ceritanya akan nggak ketemu lama).
Tapi kalau beliau lagi nggak bisa, biasanya aku naik Gojek dengan Go-Pay (karena murah meriah) atau naik Ojeg Biasa. Lah kok? Iya, itu karena meskipun ada sarana Gojek dan Grab, di Cikarang ini responnya masih sangat minim, nggak seperti di Jakarta. Belum lagi, ojeg biasa dan taxi suka protes sama kendaraan online. Jadi kadang untuk nyari aman dan ngejar waktu, aku naik ojeg biasa yang langganan rumah. Meskipun memang agak mahal.

--2--
Setelah sampai pool, jangan kaget karena pool-nya superkecil. Jababeka ini memang unik. Di pool ini, bisnya hanya ada satu tujuan, Jababeka-Bandung. Bis ini beroperasi dari pukul 05.00 - 19.00, baik dari Jababeka maupun dari Bandung. Keberangkatan untuk Senin-Jumat tiap 50 menit sekali, dan keberangkatan untuk Sabtu-Minggu tiap 40 menit sekali.
Apa bis ini ramai? Wah, enaknya naik bis Primajasa Jababeka-Bandung ini, dari 45 seats yang ada, selalu sepi. Pernah bahkan aku naik cuma sendiri. Sebanyak-banyaknya hanya sekitar 30 orang. Dan bisnya ber-AC dengan seat 2-2. Nyaman dan bersih juga. Harganya pun nggak terlalu mahal, cukup Rp52.000 saja.

--3--
Bis ini akan turun di Terminal Leuwi Panjang, Bandung. Biasanya bis ini akan turun lewat gerbang belakang, bukan lewat gerbang depan. Cara bedakan gerbangnya gimana? Biasanya gerbang belakang tidak ada tulisan 'Terminal Leuwi Panjang' dan langsung terlihat lahan luas penuh bis. Itu memang tempat masuknya bis. Gerbang depan yang punya tulisan 'Terminal Leuwi Panjang', tidak jauh berseberangan dengan gedung BCA, dan di situ juga banyak tempat parkir motor.
Nah, karena kita turun di gerbang belakang, kita harus ke gerbang depan. Jalan kaki saja, kalau bingung tanya orang sekitar. Sekeluarnya dari pintu gerbang depan, belok ke kanan sedikit, di situ ada halte Damri. Nah, kita tinggal duduk dan menunggu sebentar.
HATI-HATI. Damri ini ada banyak. Jangan sampai salah. Damri yang akan dinaiki jurusan Elang-Jatinangor. Jurusan ini sendiri ada dua bis, satu melewati Cibiru, satu melewati tol (langsung ke Jatinangor).
Saran aku, naik yang via tol saja karena lebih cepat (selisihnya bisa 1 jam dengan yang via Cibiru). Harganya murah kok, cuma Rp8.000 saja.
Ingat ya, DAMRI ELANG-JATINANGOR VIA TOL MOH TOHA.

--4--
Yap, Damri ini akan membawa kita langsung ke Jatinangor, tepatnya turun di pool-nya depan tulisan Universitas Padjadjaran. Dari situ biasanya aku naik angkot untuk ke kosan, atau bisa juga naik ojeg. Kalau naik angkot cuma Rp2.000, kalau naik ojeg cuma Rp7.000.
Setelah itu, aku langsung sampai di depan kosan 😊

TOTAL:
18.000 (ojeg biasa) + 52.000 (primajasa) + 8.000 (damri) + 2.000 (angkot) = 80.000

Kurang lebih harga transportasi dari Jababeka ke Jatinangor sekitar Rp80.000.

Untuk perjalanan pulangnya dari Jatinangor ke Jababeka akan diposting selanjutnya ya 😉

No comments:

Post a Comment