Tuesday, November 27, 2012

HARI GURU

SELAMAT HARI GURU!


Oke, gue memang terlambat untuk mengucapkannya. Tapi... gue mau mengapresiasikan rasa hormat ke guru gue dengan menceritakan kembali kejadian yang pernah gue alami waktu gue SMP dulu. Ini tentang keterlambatan mengumpulkan miniskripsi :)

Dulu, sewaktu gue masih duduk di bangku kelas 9 ketika SMP, seluruh siswa kelas 9 diminta untuk membuat karya tulis alias miniskripsi. Waktu pengerjaannya 5 bulan dan di akhir pengerjaan tugas akan diadakan sidang miniskripsi. Setiap guru materi hanya boleh membimbing tiga siswa, ini diharapkan agar materi karya tulis beragam.


Gue mendapatkan materi IPA, materi kesukaan gue. Gue punya dua guru pembimbing yaitu Bu Ayu dan Pak Wiwik. Mereka itu... boleh dibilang baik banget. Karena di bulan pertama, nggak ada satu pun siswa di kelas gue yang datang menghampiri guru pembimbing masing-masing. Dan guru pembimbing lainnya kebanyakan malah ngambek dan menganggap siswa-siswanya merasa sok bisa mengerjakan miniskripsi. Sedangkan mereka? Mereka nggak marah dan tetap membimbing kita bertiga.

Namun, sebenarnya bukan mereka yang benar-benar ingin gue ceritakan di sini. Gue ingin menceritakan sang koordinator dalam pembuatan miniskripsi ini, Bu Rina. Sejak awal ketika diminta untuk mengerjakan tugas semacam ini, siswa angkatan gue sudah protes karena ini memberatkan kami yang akan menjalani UAN. Terlebih lagi, Bu Rina benar-benar tidak suka kalau ada yang terlambat mengumpulkan bab demi bab. Sedangkan gue selama empat kali berturut-turut terlambat mengumpulkan Bab I, Bab II, Bab III, dan Bab IV sesuai deadline. Dan akhirnya pada puncak pengumpulan Bab V, gue pun kena marah. "Saya yakin kalau Tamyra pasti telat lagi ngumpulinnya," ucapnya ketus hari itu. Gue sempat kesal karena merasa diremehkan. Akhirnya, gue mati-matian menuntaskannya sampai hari ketika deadline miniskripsi dikumpulkan.

Gue orang kelima yang mengumpulkan pertama kali, TEPAT ketika hari deadline. Sedangkan teman-teman gue masih banyak yang mengumpulkannya lebih terlambat dari gue. Hari Sidang Miniskripsi pun dimulai. Gue melakukannya sebaik mungkin, semaksimal yang gue bisa. Dan tahu kenapa? Semua usaha gue cuma diberi nilai 87 sama penguji. Sedangkan punya teman gue yang materinya cuma mengenai Pesan Moral Laskar Pelangi bisa dapat nilai 92. Padahal gue sudah mengambil materi sulit mengenai Pengaruh Orang Tua yang mengidap Diabetes Mellitus terhadap Keturunan. Dan gue cuma diberi nilai segitu?

Gue merasa itu nggak adil, dan gue pun akhirnya menangis karena marah, juga kesal. Tapi tahukah, guru yang membangkitkan semangat gue lagi itu Bu Rina. “Tamyra kalau mau nangis boleh, Tamyra kalau marah nggak apa-apa. Tapi jangan salahkan para penguji, karena standar yang dipakai tiap penguji itu berbeda-beda. Menurut saya, kamu sudah lakukan yang terbaik. Dan nilai 87 itu bukan nilai yang buruk. Kalau dilihat dari usaha kamu mengerjakannya, kamu lebih pantas dapat nilai LEBIH BAIK dari mereka. Jadi kamu harus buktikan di UN nanti, kalau kamu memang lebih pantas diberi nilai lebih,” jelasnya panjang.

Sejak hari itu, selalu terngiang di kepala gue kalau GUE MEMANG LEBIH PANTAS DIBERI NILAI LEBIH. Bahwa di mana pun gue berada, gue selalu dapat menjadi lebih baik daripada orang-orang di sekitar gue. Itu memicu diri gue untuk berusaha menjadi lebih dan lebih baik. Dan itu semua berkat Bu Rina. Aku berterima kasih banyak buatnya :)

No comments:

Post a Comment